Page Nav

HIDE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Top Ad

//

Breaking News:

latest

Resmi Memakai Nama Glas, Single Ketiga Berjudul Bloom Kembali Dirilis

RESMI berganti nama menjadi Glas, single ketiga  berjudul Bloom resmi dihadirkan kepada para penggemarnya pada Jumat (9/12/2022)...

RESMI berganti nama menjadi Glas, single ketiga  berjudul Bloom resmi dihadirkan kepada para penggemarnya pada Jumat (9/12/2022) lalu. Berbeda dengan karya sebelumnya yang memiliki koreografi kuat dan genre musik berbasis EDM-POP, single kali ini menyajikan konsep remaja yang ringan dan lebih segar diikuti oleh genre musik Latin Hip-Hop dengan sedikit sentuhan melodi R&B.

Kombinasi dari 3 karakter suara khas dari Eugine, Triarona dan Denise, serta melodik rap dari PB membuat lagu ini menjadi unik dan mudah dinikmati.

Ini baru permulaan. Kita berencana ingin mencoba berbagai genre berbeda dalam karya kita," kata Denise.

Pembuatan single ini merupakan hasil kolaborasi dari member, Jason Fanjaya dan Joel Christian sebagai komposer lagu serta penulisan lirik. Tiga dari member GLAS yaitu, Eugine, PB dan Triarona ikut berkontribusi dalam pembuatan melodi dan lirik lagu yang diangkat dari kisah pribadi.

Penyanyi Solois R&B Indonesia Indahkus, ikut berkontribusi dalam proses pembuatan lagu sebagai vocal director yang berhasil menuntun grup dalam pembawaan serta penyampaian lagu dengan genre yang unik.

Bloom bercerita tentang sebuah penerimaan akan cinta yang tak terwujud. Ketika semua berbicara tentang penyesalan atau perasaan yang belum selesai dari kisah cinta yang telah lalu, Bloom berbicara tentang menerima dan merangkul sebuah memori yang telah terjadi.

Lagu ini mengangkat pesan bahwa tidak semua kisah cinta tak sampai yang telah lalu harus dianggap sebagai memori yang pahit.

Aku berbicara tentang sebuah ikatan atau tali dari takdir. Ikatan atau tali ini merupakan perjalanan dari 2 sejoli yang ditakdirkan bersama," ujar PB.

Dua orang dalam lagu ini, lanjut dia bercerita bahwa mereka saling mengikat tali mereka satu sama lain agar terus bersama, yang pada akhirnya mereka harus putuskan tali itu dengan tangan mereka sendiri.

PB menjelaskan, bahwa disini ia berfokus pada kejam dan pahitnya takdir pada penulisan lirik, yang diharapkan dapat mudah dimengerti dan masyarakat dapat merasakan perasaan tidak berdaya yang sama.