Page Nav

HIDE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Top Ad

//

Breaking News:

latest

Hari Ketiga Synchronize Fest 2025 Berakhir Semakin Menunjukan Bukan Sekedar Festival

SINAR matahari yang terik ternyata bukan menjadi halangan bagi para penonton untuk memadati area pertunjukan sejak siang hari. Antusiasme ya...

SINAR matahari yang terik ternyata bukan menjadi halangan bagi para penonton untuk memadati area pertunjukan sejak siang hari. Antusiasme yang menjalar dengan rata ke seluruh sudut area festival, tidak lama setelah gerbang dibuka.


Hari ketiga Synchronize Fest 2025 dimulai dengan penampilan Padi Reborn di Dynamic Stage, Efek Rumah Kaca di District Stage, Wijaya 80 di Forest Stage, Tabrak Rang-Rangs di XYZ Stage, BATDD di Gigs Stage, serta Candei di Panggung Getar dan Pelita Groove di Ruru Panggung Layar Tancap.

Hal menarik terjadi saat Padi Reborn menjajal Dynamic Stage. Di penghujung penampilannya, sang vokalis Fadly memperkenalkan seluruh band yang akan memeriahkan panggung tersebut hingga malam hari. Sebuah gestur yang manis dari band senior yang sudah berkiprah sejak 1997 silam.

Momen langka juga terjadi saat Kelompok Penerbang Roket menghajar Forest Stage. Terjadi momen stage invasion dari puluhan penonton di area panggung yang sejatinya mempunyai jarak yang cukup tinggi antara penampil dengan penonton. Jelas, aksi tersebut menjadi salah satu highlight terbaik dari Synchronize Fest 2025.

Aksi serupa juga terjadi di XYZ Stage, jadwal tampil Jason Ranti dan Dongker yang berdempetan menjadi sebuah penanda bahwa keduanya akan tampil bersama, juga merujuk ke fakta bahwa mereka baru saja merilis sebuah album kolaborasi berjudul I Don’t Know and I Dongker yang rilis di Agustus lalu. Alhasil, stage invasion tidak terelakkan saat Jason Ranti dan Dongker beraksi.

Area panggung Oleng Upuk pun tak luput dari keseruan. Walau matahari masih terlihat wujudnya, namun penonton seakan tidak peduli dan berjoget penuh energi seakan hari sudah berganti. Dimomen sore hari tersebut, deck DJ di Oleng Upuk dijajal oleh SRM, Norrm Radio, Lamunai, dan DR Yez.

Setelah jeda Maghrib, kerumunan penonton terpecah menjadi beberapa bagian. Beberapa memilih memadati Dynamic Stage untuk menyaksikan pertunjukan spesial dari Superman Is Dead yang merayakan 30 tahun perjalanan, beberapa lainnya memenuhi District Stage untuk melihat aksi Kangen Band, aksi solois muda Feby Putri di XYZ Stage pun juga dipadati oleh penggemarnya.

Pertunjukan spesial lainnya di hari ketiga Synchronize Fest 2025 adalah Lomba Sihir yang membawa set Obrolan Jam 3 Pagi Show di Forest Stage. Tanpa basa-basi, lima lagu pertama dibawakan dengan intens oleh kuintet Baskara Putra, Enrico Octaviano, Natasha Udu, Rayhan Noor, dan Tristan Juliano.

Salah satu nama yang paling ditunggu penampilannya di gelaran festival tahun ini adalah kembalinya The Trees & The Wild setelah absen di atas panggung untuk enam tahun lamanya. Di momen ini, sang unit post rock ditemani oleh duo Reney Karamoy dan Stella Gareth dari Scaller untuk tampil bersama. Total empat lagu berdurasi panjang dibawakan oleh The Trees & The Wild, sebuah jaminan kepuasan dan mengobati rindu para penonton yang sudah menanti cukup lama akan aksi mereka.

Di jam yang sama, Synchronize Fest 2025 mempersembahkan tribut untuk mendiang Ricky Siahaan dalam sebuah pertunjukan spesial bertajuk Riffmeister: The Legacy of Ricky Siahaan. Pertunjukan ini melibatkan keluarga dan kerabat dari mendiang Ricky, seperti Amerta, Komunal, Step Forward, dan Burgerkill. Para personel Seringai yakni Arian13, Sammy Bramantyo, dan Edy Khemod bersama Soleh Solihun, Fadli ‘Aat’, dan Jill Van Diest serta Tabita dan Kara (istri dan putri mendiang Ricky) juga naik ke atas panggung untuk memberikan speech.

Who I am right now is all because of him, and I’m very thankful for that. He is truly the greatest dad that I could ever have," kata Kara, putri dari mendiang Ricky Siahaan di atas panggung.


Pertunjukan tribut lainnya adalah A Tribute to Gusti Irwan Wibowo yang hadir dengan penuh rasa haru di District Stage, juga sebagai sebuah perayaan dari ENDIKUP, album posthumous dari mendiang Gusti Irwan Wibowo. Segenap kolaborator yang juga merupakan keluarga dan teman-teman mendiang Gusti hadir di atas panggung, mulai dari Adjis Doaibu, Ardhito Pramono, Bilal Indrajaya, Bunga Nafisa, Danilla, GJLS, Hindia, Iga Massardi, Jebung, Kunto Aji, Morad, Nehru Rindra, Pamungkas, Sal Priadi, dan Teddy Adhitya beraksi dengan iringan musik dari Konco Kongkow.

Sama seperti dua hari sebelumnya, deretan aksi di Gigs Stage menyuguhkan pengalaman yang intim antara band dengan penonton berkat area panggung yang minimalis. Di hari ketiga, mereka yang menjajal Gigs Stage antara lain BATDD, Ministry Of, Morad, Skandal, Babon, Gledeg, dan Kenya.

Bagi duo White Chorus, penampilan mereka di Synchronize Fest 2025 bisa dibilang sebagai sebuah momen yang monumental bagi perjalanan bermusik keduanya. Bagaimana tidak, area XYZ Stage mereka buat gaduh, dikelilingi oleh penonton yang sudah memadati area bahkan saat White Chorus masih bersiap-siap.

Sebuah aksi yang meriah, juga dengan keterlibatan para teman White Chorus seperti Fury+, Kapsul, Wicigo Shawty, Obyrins, Dzulfahmi, dan Pradipta. Seluruh keseruan tersebut menemui puncaknya saat tembang hit Minggu dibawakan, menyebabkan momen stage invasion yang lagi-lagi tidak terelakkan.

29 tahun setelah pertemuan pertamanya, akhirnya Elvy Sukaesih kembali berada di satu panggung yang sama dengan Tokyo Ska Paradise Orchestra (TSPO). Sang ratu dangdut menghajar panggung dengan lagu-lagu andalannya seperti Sekuntum Mawar Merah serta Kereta Malam, hingga akhirnya ia resmi memperkenalkan TSPO ke atas panggung.

Waktu itu (29 tahun lalu), saya diundang ke sana (Jepang) untuk show di Shibuya. Masya Allah, sambutan mereka di sana. Alhamdulillah, saya masih sehat sampai sekarang," ujar Elvy Sukaesih.


Kolaborasi antara Elvy Sukaesih dengan Tokyo Ska Paradise Orchestra disuguhkan dengan dua lagu, yakni Bisik-Bisik Tetangga dan Kopi Dangdut. Sebuah momen yang bersejarah, yang mungkin tidak akan terulang lagi dalam waktu dekat.

Dalam rentang waktu yang berdekatan, The Adams bersama Hornstar Big Band mengguncang District Stage. Sementara aura penuh kegelapan membayangi XYZ Stage berkat aksi dari The City Crypts (Denisa, Pelteras, Morgensoll).

Menuju malam yang semakin larut, giliran Centil Era yang mengambil alih panggung Dynamic Stage. Pertunjukan spesial dari Synchronize Fest 2025 ini menampilkan nostalgia musik pop era 2000-an yang catchy, dimeriahkan oleh Citra Scholastika, Astrid, Shanty, She, Naykilla, T2, Aura Kasih, Sinta & Jojo, serta Pinkan Mambo.

Lagu-lagu hit macam Jadikan Aku Yang Kedua, Hanya Memuji, Jangan Bilang Siapa Siapa hingga yang teranyar, Garam dan Madu menjadi repertoar yang disajikan oleh pertunjukan spesial Centil Era.

Penutup pamungkas dari hari ketiga Synchronize Fest 2025 adalah A4A Clan: WIB (Waktunya Indonesia Berubah... Salah, Maksud Kami Waktunya Indonesia Breakbeat). Walau jam menunjukkan hampir pergantian hari, namun nyatanya area District Stage masih dipenuhi penonton untuk menyaksikan aksi dari A4A Clan.

Lagi-lagi, kerumunan terpecah di jam terakhir hari ketiga Synchronize Fest 2025. Sisa-sisa tenaga dari ratusan penonton dialihkan ke Forest Stage untuk Morfem serta ke XYZ Stage untuk The Panturas. Spesial bagi The Panturas, tampilnya mereka di XYZ Stage bisa dibilang sebagai sebuah nostalgia, mengingat di festival tahun 2019 lalu mereka meluluhlantakkan panggung tersebut. Enam tahun berselang, The Panturas kembali melakukan hal yang sama.

Hadirnya Prontaxan di Oleng Upuk menjadi penanda bahwa rangkaian Synchronize Fest 2025 resmi berakhir. Ribuan penonton resmi menyudahi kumpulan memori manis yang terjalin dengan indah selama tiga hari gelaran festival.

Sebagai sebuah penyelenggaraan yang kini berusia sepuluh tahun, sekali lagi Synchronize Fest berhasil mewujudkan slogan utama mereka, It’s not just a festival, it’s a movement yang diusung di tiap tahunnya. Sepuluh tahun terlewati dengan banyak kenangan manis, kini Synchronize Fest optimis untuk menempuh sepuluh tahun selanjutnya.