Page Nav

HIDE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Top Ad

//

Breaking News:

latest

Eternal Desolator Lanjutkan Proses Kreatif Dengan Merilis Video Musik Burning Of Salem

SETELAH merilis video musik pertama pada bulan Februari serta debut album pada bulan Juni, ditahun yang sama pada bulan November 2019, E...


SETELAH merilis video musik pertama pada bulan Februari serta debut album pada bulan Juni, ditahun yang sama pada bulan November 2019, Eternal Desolator sebuah unit deathcore asal Purwokerto kembali merilis video musik yang kedua dengan judul Burning Of Salem yang diambil dari salah satu track yang ada di dalam debut album yang bertajuk Omnipotence Paradox.

Dengan metode yang sama, video musik kedua ini dikerjakan secara independen oleh Eternal Desolator dan tim dengan memaksimalkan ide dalam keadaan finansial yang minim. Video musik Burning Of Salem tidak menggunakan banyak figur pemeran seperti pada video musik pertama.

Pada video kali ini berorientasi pada Faisal (Vokal) sebagai pemeran utama sekaligus penentu dalam alur storyline video musik tersebut. Kemudian secara teknis, pengerjaan video ini dibantu oleh salah satu budayawan / pegiat seni asal Purwokerto yang namanya sudah tidak asing lagi yaitu Pak Mamock Cekakak yang turut ambil bagian beberapa part dalam scene.

Kesulitan dalam proses produksi berupa tantangan dan kendala yang lebih kompleks dari pengerjaan video sebelumnya. Dalam MV ini terdapat adegan band performing dengan scene dalam kolam dengan kondisi air setengah badan dan semua alat beserta gear harus rela basah kuyup.

Proses syuting adegan tersebut dilakukan di sebuah kolam renang desa Kemutug pada malam hari yang notabene merupakan daerah dataran tinggi dengan suhu yang rendah. Namun segala jerih payah Faisal, Robi, Aji, Acong, dan Bangkit terbayar dengan kepuasan mereka berproses bersama.


Dalam proses produksinya Eternal Desolator juga dibantu oleh beberapa orang kreatif yang tergabung dalam sebuah kolektif bidang perfilman dan sinematografi bernama Ngalembana Art yang digawangi oleh Embi Novenda dan Infentigo Nalika.