Page Nav

HIDE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Top Ad

//

Breaking News:

latest

17 Tahun Di Skena, Heartcorner Collective Gelar Pameran Arsip

DALAM rangka memperingati 17 tahun andil dalam skena, Heartcorner Collective menggelar pameran arsip bertajuk Ruang Dan Orang di...


DALAM rangka memperingati 17 tahun andil dalam skena, Heartcorner Collective menggelar pameran arsip bertajuk Ruang Dan Orang di Foxe Studio Purwokerto, Sabtu (29/10/2022) mulai pukul 16.00 hingga 22.00 WIB. Pemilihan tema tersebut disandarkan pada logika bahwa sebuah kolektif ditopang oleh dua hal utama yaitu ruang dan orang.

Pada tema Ruang akan ditampilkan flyer/pamflet/poster gigs yang pernah diselenggarakan oleh Heartcorner Collective selama 17 tahun, dan keseluruhan arsip merupakan arsip digital," kata salah satu pegiat Heartcorner Collective, Kemal Fuad Ramadhan.

Sedangkan pada tema orang, lanjut dia ditampilkan arsip-arsip berupa foto dan video yang berisi kerumunan orang-orang yang pernah terlibat dalam kerja-kerja kolektif Heartcorner Collective selama kurun waktu tersebut.

Selain pameran, akan diadakan juga ekshibisi dari band-band yang dirilis/berafiliasi dengan Heartcorner Records seperti Astakiri (Hip-Hop), Dracul (Hip-Hop), Voodska (Ska), dan Baramantra (Rock).

Divisi ini merupakan divisi baru dari Heartcorner Collective yang berdiri pada tahun 2014. Tujuan utamanya adalah merilis karya band-band lokal Purwokerto.

Menilik dari perjalanan Heartcorner Collective, maka akan kembali pada 2005 ketika televisi di Indonesia tiba-tiba menyediakan kanal untuk musisi-musisi cutting edge, di Purwokerto sekumpulan anak muda yang berbasis mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) memutuskan untuk membentuk sebuah kolektif untuk mengantisipasi gelombang tersebut.

Selama terbentuk, Heartcorner Collective menjadi wadah yang sangat luas bagi kebudayaan populer yang lekat dengan anak muda di Purwokerto.

Dalam kurun waktu tersebut, Heartcorner Collective secara aktif dan dinamis berperan dalam menciptakan wadah dan ruang alternatif berkreasi bagi para pelaku kreatif cutting edge.

Sebagai wadah, kolektif tersebut menjadi organisasi yang sangat cair bagi para pelaku kreatif. Lalu sebagai ruang, kolektif tersebut kerap menciptakan ruang-ruang baru bagi terselenggaranya gelaran-gelaran bagi para pelaku kreatif.

Sebagai wadah yang sangat cair dan ruang alternatif, Heartcorner Collective telah menghasilkan berbagai karya selama perjalanannya. Bagi pelaku kreatif di seputaran Barlingmascakeb tentu saja tajuk-tajuk seperti album kompilasi The Empty Space Journey, Lihat Kebunku, Young & Glory, serta Space Invasion bukan sesuatu yang asing.

Bahkan band-band seperti The Telephone, Sad Story on Sunday, Soulsaver, Pagi yang Indah, hingga Where Are you My Band. Juga ruang-ruang alternatif seperti Gedung Sumanto, Balai Cundomanik, Kafe Soedirman, Kafe Alun-Alun, Kebon Kopi, Blasta, hingga Elano sering lalu lalang diberbagai pamflet.

Karena dibangun dalam logika organisasi yang cair, orang yang ada dalam Heartcorner Collective sangat mudah untuk datang dan pergi. Mereka tidak pernah terikat dengan satu identitas yang kaku. Yang mengikat orang-orang tersebut adalah kesukaannya pada kebudayaan populer cutting edge.

Begitu juga dengan bangunan-bangunan yang dulu dijadikan ruang alternatif oleh Heartcorner Collective. Kebanyakan dari bangunan tersebut sekarang sudah beralih fungsi entah karena pengaruh kapitalisasi ruang atau kesulitan finansial yang dialami oleh pengelolanya.