Page Nav

HIDE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Top Ad

//

Breaking News:

latest

Oslo Ibrahim Rayakan Kejujuran, Kegelisahan, dan Diri Sendiri Dalam EP TOP 5

SEBUAH koleksi lagu yang memotret perasaan mentah dan refleksi pribadi yang tak terlalu tertata rapi dituangkan Oslo Ibrahim dalam Extended ...

SEBUAH koleksi lagu yang memotret perasaan mentah dan refleksi pribadi yang tak terlalu tertata rapi dituangkan Oslo Ibrahim dalam Extended Play (EP) terbarunya berjudul TOP 5. Terdiri dari lima track, EP ini menyatukan dua rilisan terdahulu Fuck You dan Aku Bukan Rumahmu Lagi dengan tiga lagu baru yang memperluas dimensi emosional Oslo sebagai penulis lagu, vokalis, dan produser.


Dari kelima lagu dalam EP ini, Alone Together muncul sebagai fokus utama. Lagu ini memiliki cerita yang cukup panjang sebelum akhirnya menjadi bagian dari katalog Oslo. Diciptakan oleh Yudis Dwikorana, lagu ini awalnya hanya akan menjadi demo yang Oslo bantu garap. Tapi sejak pertama kali mendengarnya, Alone Together terus menghantui pikirannya.

Setahun kemudian, saya memberanikan diri meminta izin untuk merilis lagu ini, dan akhirnya mendapat restu langsung dari sang pencipta," kata Oslo Ibrahim.

Secara lirik, Alone Together bukan sekadar tentang kesepian dalam hubungan seperti yang diasumsikan banyak orang. Oslo menafsirkan lagu ini sebagai percakapan antara dirinya yang sekarang dan dirinya yang dulu. Tentang rindu terhadap versi diri yang lebih liar, spontan, dan penuh keberanian. Lewat lagu ini, Oslo mengajak diri lamanya untuk "nongkrong bareng satu malam saja", sebelum kembali ke rutinitas hidup yang kini lebih terstruktur dan penuh perhitungan.

Sementara itu, Fuck You membuka EP ini dengan energi meledak-ledak dan tak terfilter. Lagu ini ditulis bersama Dionaldy Iqbal, dan merupakan bentuk luapan emosi tanpa arah yang spesifik marah pada situasi, pada hidup, bahkan pada diri sendiri. Sebaliknya, Aku Bukan Rumahmu Lagi menjadi ruang untuk menutup bab, melepaskan seseorang tanpa dendam.

Dua lagu lainnya, Too Deep dan Jelek Tapi Lucu, memperlihatkan dua sisi Oslo yang berbeda: satu penuh perenungan dan atmosfer kelam, satu lagi penuh humor, satir, dan keisengan yang cerdas.

Dalam TOP 5, Oslo Ibrahim juga memperluas ruang kolaborasinya. Ia bekerja sama dengan dua nama yang sudah lama dekat secara musikal maupun emosional, Yudis Dwikorana dan Dionaldy Iqbal. Keduanya turut membentuk warna dan arah EP ini, menjadikannya bukan hanya milik Oslo semata, tapi juga hasil dialog kreatif yang jujur dan terbuka.

Oslo menyampaikan, bahwa EP ini bukan tentang album terbaiknya, tapi tentang lima momen ketika ia paling tidak bisa berbohong, baik itu saat lagi pengen marah, ingin nangis, atau sekadar ingin menertawakan hidup.