Page Nav

HIDE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Top Ad

//

Breaking News:

latest

Ngayogjazz 2019, Peristiwa Budaya Pendukung Produk Seni

SELAMA duabelas tahun pelaksanaannya, hal-hal yang mendasari diselenggarakanya Ngayogjazz ternyata sudah tercapai dan bahkan berkembang ...


SELAMA duabelas tahun pelaksanaannya, hal-hal yang mendasari diselenggarakanya Ngayogjazz ternyata sudah tercapai dan bahkan berkembang melebihi harapan dari para penggagas Ngayogjazz. Musik jazz menjadi inklusif baik sebagai produk musik maupun sebuah peristiwa, dimana jazz bisa ditonton dan dinikmati oleh semua kalangan dan berbagai usia. Jazz pun melebur dan berinteraksi dengan berbagai genre musik yang lain, baik tradisi maupun modern.

Seperti yang selalu diungkapkan salah satu board of creative Ngayogjazz, Djaduk Ferianto bahwa Ngayogjazz bukan hanya sekedar sebuah tontonan tapi juga peristiwa budaya sekaligus turut berperan dalam terwujudnya masyarakat pendukung produk seni. Selain itu, Ngayogjazz juga berhasil menempatkan desa bukan hanya sebagai obyek, tetapi menjadi mitra yang mutual.

Peran aktif warga desa selalu menjadi energi positif bagi Ngayogjazz sampai menginjak tahun yang ke-13 ini. Melengkapi semangat ini, Ngayogjazz yang konsisten tak berbayar, mengajak seluruh pengunjung yang hadir untuk membawa buku sebagai pengganti tiket masuk. Program Lumbung Buku ini hasil kerja sama dengan Komunitas Jendela Jogja.

Waktu Dan Tempat
Tempat pelaksanaan Ngayogjazz berpindah-pindah setiap tahunnya agar memberikan nuansa dan pengalaman yang berbeda. Menggabungkan musik jazz dan suasana pedesaan menjadi ciri khas Ngayogjazz dan memberikan warna tersendiri yang selalu dinantikan para penggemarnya.

Ngayogjazz 2019 akan diselenggarakan pada hari Sabtu Kliwon, 16 November 2019 di Padukuhan Kwagon, Ds. Sidorejo, Godean, Sleman, mulai jam pukul 10.00 WIB – selesai. Sebelumnya pada tahun 2016, Padukuhan Kwagon sudah ikut merasakan kemeriahan Ngayogjazz. Namun rasanya masih banyak potensi yang bisa dieksplorasi di Padukuhan Kwagon. Akhirnya kesempatan itu dapat terwujud di desa yang dikenal sebagai penghasil genteng soka dan batu bata tahun ini.

Ngayogjazz 2019 di Padukuhan Kwagon ini juga akan makin meriah dengan jamming session bersama Froghouse dan Festival Bambu Sleman. Warna yang dimiliki oleh Padukuhan Kwagon dipadukan dengan sentuhan artistik khas Froghouse dan kreativitas dari Festival Bambu Sleman tentu akan membangun atmosfir yang istimewa.

Acara
Lebih dari 40 kelompok musik dan seniman akan hadir dari seluruh penjuru Indonesia maupun luar negeri. Ngayogjazz juga bekerja sama dengan beberapa institusi dalam sebuah misi budaya demi menghadirkan sajian musik terbaik, seperti Institut Français d’Indonésie yang akan menggandeng EYM Trio (Prancis), dan Eramus Huis bersama musisi Belanda Arp Frique.

Sederet musisi besar Indonesia juga akan hadir di Ngayogjazz 2019 seperti Idang Rasjidi, Oele Pattiselano, Indro Hardjodikoro, Dewa Budjana, Mus Mujiono, Tompi, KuaEtnika bersama Didi Kempot dan Soimah. Keriaan Ngayogjazz 2019 akan dilengkapi dengan kehadiran berbagai komunitas jazz di seluruh nusantara, seperti Komunitas Jazz Lampung, Jazz Ngisor Ringin Semarang, Jes Udu Purwokerto, Solo Jazz Society, Fusion Jazz Community dan tentu saja Komunitas Jazz jogja sebagai tuan rumah.

Ngayogjazz tentu saja tidak hanya sekedar konser jazz. Banyak wahana khas Ngayogjazz yang akan melengkapi pengalaman pengunjung. Diantaranya seperti Pasar Jazz yang bertujuan meningkatkan potensi ekonomi masyarakat setempat, workshop artistik, workshop musik, dan wahana baru tahun ini adalah Messiom Jazz.

Konsep dari Messiom Jazz sendiri mengacu pada bentuk museum namun secara kuratorial isinya sengaja dibuat tidak presisi dan merupakan hasil kreasi dan tafsir ala Ngayogjazz.

Tagline
Bukan Ngayogjazz namanya jika tidak memiliki ciri khas nyeleneh yang di tagline yang dihadirkan setiap tahunnya. Tahun ini Ngayogjazz mengusung tema ’Satu Nusa, Satu Jazz-Nya’ sebagai respon terhadap peristiwa - peristiwa yang terjadi dan berkembang di masyarakat Indonesia saat ini.

Tagline plesetan dari komposisi karya Liberty Manik yang berjudul ‘Satu Nusa, Satu Bangsa’ ini kemudian diharapkan dapat kembali merajut harmoni yang sempat tercerai berai belakangan ini akibat kondisi politik yang ada, melalui musik jazz. Seperti layaknya musik jazz yang dimainkan oleh orang-orang dengan latar belakang berbeda, namun ketika bermain bersama dapat menghasilkan komposisi yang indah. Menjadi satu kembali dan melangkah kedepan untuk bangsa yang lebih baik.